Kamis, 14 Juni 2012

Menjadi Konsumen Cerdas

zeuscart.com

 Just Sharing buat agan dan aganwati semua.., mari menjadi konsumen yang cerdas dan kritis. Sebenarnya ini pengalaman pribadi.. tentang kejujuran seorang penjual. 

Begini ceritanya, selesai makan siang rasanya kok agak haus ya..., karena masih jam istirahat, maka mampirlah ke sebuah mini market dekat kantor. Sebut saja mini market ini si biru merah. Setelah muter-muter di rak makanan dan minuman, saya mengambil sebotol minuman dan coklat M*lo buat oleh-oleh si kecil saat pulang kantor nanti. 

Singkat cerita, setelah scan barcode maka total harga adalah Rp. 9.450. saya bayar dengan Pecahan Rp. 10.000. setelah itu kasir menyerahkan kembalian beserta struk dengan mengatakan “kembaliannya Rp. 500 pak... terima kasih...”. Ada yang aneh ga gan...? Jelas aneh dong... anak SD kelas 4 aja tahu..., 10.000-9.450 = 550. Nah ini kasir si biru ngasih kembalian Rp. 500, lulus SD ga sih ini kasir...? sengajakah ini ...? karena memang tidak ada pecahan Rp. 50 atau memang menjadi sebuah SOP untuk meningkatkan pendapatan...?


Ah Cuma Rp. 50.., pernah terfikir begitu..? Jangan lihat angkanya gan..., tapi makna dari kejadian ini adalah ketidakjujuran dari sebuah mini market besar di indonesia. Selain itu angka Rp. 50 ini jika diakumulasi dalam sebulan, setahun bisa menjadi angka yang sangat besar. Saya coba browsing ada berapa outlet minimarket ini di indonesia, hasilnya ada 3.531 outlet. Mari kita berhitung...

No
Nilai (Rp) Fraud
Jumlah Transaksi Fraud
Jumlah Oulet
1 hari
1 pekan
1 bulan
1 tahun
1
50
1
3531
176.550
1.235.850
4.943.400
59.320.800
2
50
10
3531
1.765.500
12.358.500
49.434.000
593.208.000
3
50
20
3531
3.531.000
24.717.000
98.868.000
1.186.416.000
4
50
30
3531
5.296.500
37.075.500
148.302.000
1.779.624.000

Bagaimana...? sepakat dengan saya gan ? jangan meremehkan uang kecil. Kalo dikumpulkan hasil sangat besar, bisa beli rumah cash nih ga perlu KPR. Tabel diatas sekedar sebuah simulasi yang bisa menggambarkan seberapa besar jumlah uang yang bisa dikumpulkan.

Ketidakjujuran yang membuat saya tidak enak hati, seperti inikah bangsaku saat ini..? ada beberapa solusi sebenarnya untuk menjawab masalah uang kembalian ini, yang jelas bukan dengan permen.. enak aja, mau ga nanti kita beli ke minimarket pake permen..?

Jika masalahnya adalah kesulitan mendapatkan pecahan Rp. 50, bukankah ada Bank Indonesai..? di BI kita bisa melakukan penukaran uang untuk pecahan yang kita butuhkan. Cara lainnya adalah bisa dikerjasamakan semacam program Shopping Charity dengan lembaga Sosial, Rumah Zakat misal. Jadi mekanisme adalah penggenapan nilai belanja. Misal konsumen belanja senilai Rp 9.950, berati akan ada kembalian Rp. 50, bisa disampaikan ke konsumen “Pak/ bu bagaimana jika kembalian disalurkan untuk program beasiswa di Lembaga A”. Saya fikir konsumen akan dengan senang hati karena bisa beramal. Yang jelas berkah bagi semua, konsumen dapat pahala karena beramal, si minimarket juga dapat pahala karena memberi jalan bagi orang lain untuk beramal, dan si anak yatim akan dapat terus bersekolah. Cantik bukan solusinya.., dari pada diem-diem nilap hak orang lain... bisa bawa sial itu.

Kita sebagai konsumen, mari tetap kritis. Selamat berbelanja...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar