Tulisan ini diambil dari sebuah video anti rokok yang
berjudul Sex, Lies and Cigarettes. Saya buat bersambung menjadi 5 tulisan agar kawan-kawan tidak
bosan membacanya. Semoga menjadi wawasan baru untuk kawan-kawan semua khususnya
tentang industri rokok. Selamat membaca
"Indonesia adalah surga bagi industri rokok dan neraka bagi kita"
Ini adalah cerita mengejutkan tentang bagaimana kemundurun
rokok di Barat, telah memberi dorongan kepada industri tembakau untuk memburu
konsumen baru di negara-negara miskin di dunia.
Mereka mengerahkan semua sumber daya untuk membawa produk
yang sama, tipuan yang sama dan penipuan praktek pemasaran dan mebawanya ke
seluruh dunia. Mungkin 2 kebohongan yang paling menghancurkan dalam sejarah
bisnis di dunia adalah : merokok tidak menyebabkan penyakit dan kita tidak memasarkanya
kepada anak kecil.
Di Times Square New York City kita dapat temukan iklan-iklan
untuk hampir semua barang. Tapi ada satu produk yang tidak ditemukan diantara
papan-papan iklan yang berbinar-binar. Iklan-iklan rokok telah banyak dilarang
di Amerika Serikat. Saya dapat sampaikan bahwa terakhir kali saya membeli rokok
adalah sewaktu saya berumur 15 tahun.
Berapa harga rokok ini ? Dua belas dollar. Dua belas dollar
? lumayan mahal. Benar sekali, satu bungkus rokok harganya 12 dollar. New York
adalah tempat termahal diAmerika untuk membeli rokok. Berapa harga rokok ini sebelumnya..? enam
dollar waktu saya buka toko ini. Itu sebagian besar dikarenakan oleh Pajak-Sin
besar yang ditetapkan baru-baru ini pemerintah dan negara bagian dalam usahanya
untuk mencegah konsumen untuk merokok. Efeknya cukup terasa jika dulu penjual
mampu menjual 3 dos per hari saat ini hanya satu dos perhari karena terlalu
mahal.
Kota yang dijuluki kota apel besar ini tidak selalu baik
pada industry rokok. Itulah yang dibanggakan oleh Walikotanya, Michael
Bloomberg, “ Yang paling penting bagi
kita adalah kita tidak lagi banyak melihat orang merokok diluar bar dan
restoran. Hanya beberapa, dan kalau kita jalan melewati mereka, mereka akan
sembunyikan rokok mereka karena malu.”
Sangat berbeda sekali dengan pola hidup sebelumnya. Tidak terlalu
lama dulu, Amerika disebut Negara Marlboro. Iklan-ilan TV saat itu menunjukan
kejayaan insdustri rokok. Rokok masih murah, kira-kira sama harganya dengan
permen. Kita dapat merokok dimana saja dan sepertinya semua orang mendorong
kita untuk “lakukan saja”. Selebritis mendukung rokok, dokter-dokter mendukung
rokok. Bahkan Fred Flinstone mendukung rokok. Pada awal tahun 60-an separuh orang dewasa di
Amerika merokok. Bisnis sangat besar saat itu. Tetapi industri rokok bernyali
untuk menutupi satu fakta yang buruk , bahwa
rokok adalah satu-satunya produk yang bila digunakan dengan benar akan membunuh
separuh dari penggunanya dalam jangka panjang.
Kampanye gerakan anti rokok diluncurkan oleh Departemen
Kesehatan pada tahun 2006. Bukti menunjukan bahwa kampanye ini berhasil. Sekarang ini anak-anak yang merokok berkurang
50% dari delapan tahun yang lalu, ini adalah statistik yang bagus.
Tetapi problem kesehatan dalam skala global masih
berlangsung. Malahan ancaman tersebut menjadi lebih besar. Rokok dalam abad
ini, akan membunuh satu milyar orang kalau kita tidak bertindak. Itu adalah pembunuhan
terbesar dan pembunuh yang paling dapat dicegah.
Satu milyar kematian dan delapan puluh persen kematian
tersebut akan terjadi di negara berkembang. Kesitulah industri tembakau
bertujuan dalam upaya untuk menutupi pendapatan yang hilang di Amerika dan
Eropa. Industri tembakau sedang berburu konsumen baru di negara-negara
termiskin di dunia.
BERSAMBUNG.. (2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar